" Anang Widhi Nirwansyah.." aku membaca nama yang tertera dikartu nama yang ada di dompet. sudah cukup lama kartu nama ini tersimpan rapi, dan tak sekalipun terbersit untuk membuangnya. aku memang mengagumi sosoknya, kesolehannya, pembawaannya dan kepintarannya. aku selalu memikirkan cara untuk mendekatinya, bagaimana cara membuka komunikasi dan selalu saja tak pernah bisa terjadi. aku terlalu takut untuk memulai, dan sekarang aku mulai berpikir untuk mengakhiri semua ini. memikirkannya saja membuatku sedih, dan aku tidak ingin terus berlarut seperti ini. aku menengok kesebelah, memperhatikan neng yang tengah asyik dengan dunianya sendiri,
" neng..... " aku menarik lengan bajunya.
" kenapa?" jawabnya ketus tanpa sedikitpun menoleh ke arahku
" neng....."
" mas wi lagi?" akhirnya dia menatap kearahku. aku mengangguk sambil memperlihatkan kartu nama yang ada ditanganku
" telpon saja kalau rindu, atau kirim email saja"
" buang saja ya? " tanyaku
" udah menyerah? "
aku bingung, aku menyukainya... mungkin aku jatuh cinta padanya. tapi apakah mungkin? aku hanya beberapa hari mengenalnya. itupun tidak intens, perkenalan kami hanya sebatas peserta dan pemateri. aku yang selalu memandangnya, membuat penilaian sendiri tentang sosoknya, menciptakan semua yang kusuka pada dirinya.
" sepertinya aku harus kembali ke dunia nyata neng.... selama ini seperti hidup dalam mimpi, sebelum tidur selalu berharap bertemu, bangun tidur berharap mimpi akan menjadi kenyataan... "
"terus??"
" kok terus sih? "
" lah iya, selama ini kamu habiskan waktu hanya berpikir bagaimana cara mendekati mas wi, tapi tidak pernah ada tindak lanjutnya. thingking yes... no action " aku terdiam
" aku nyadar diri neng.... "
" maksudnya?"
" cantik enggak, manis juga tidak. pintar apalagi... apa yang bisa dibanggakan coba....lagian mas wi itu kayaknya lebih muda dari kita "
" wih.. kalah sebelum berperang dong....masa gak pede gitu, emang dah pernah tanya orangnya?" aku menggelengkan kepala dengan keras,
" kalau dia lebih muda emangnya kenapa? udah gih.. tanya dulu orangnya...."
" gak ah neng, biarin aja... aku terlalu malu untuk memulai, "
" iy.. ini anak bikin gemas aja.." neng pergi meninggalkanku sendirian. tahu gak neng, aku takut bila bertanya akan mendapatkan jawaban yang tidak kuinginkan. aku tidak ingin menghapus semua bayangan baik tentang dirinya dihatiku. biarlah dia menjadi sebaik yang aku angankan. kumasukkan kembali kartu nama kedalam dompet. aku tahu mungkin aku terlalu lemah untuk memperjuangkan rasa sayangku padamu mas, tapi aku tahu satu hal yang bisa membuatku dekat denganmu. ^_~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar