Sabtu, 28 Januari 2012

Beberapa Menit di Puncak Kabonena

           Waktu sudah menunjukkan bahwa malam sedang menunjukkan kekuasaannya, dan dingin mulai menusuk kulit yang memang sejak dulu tak bersahabat dengan angin malam. aku  duduk bersama sahabat - sahabatku, menanti seseorang yang mungkin bisa menjadi solusi atas kebingungan kami. sedetik, semenit, akhirnya sejam kami menunggu namun tak ada seorangpun yang muncul didepan rumah sahabatku. akhirnya kami memutuskan untuk tetap pergi menuju puncak Kabonena bagaimanapun caranya.Tak ada yang boleh menggagalkan niatan kami untuk melihat keindahan dan Keelokan kota palu dari atas gunung pada malam hari. Mungkin kedengaran sedikit memaksa, tapi keinginan itu terlanjur membuncah didalam dada dan serasa mau meledak bila tidak segera dituruti.
         Sepeda Motor yang aku kendarai akhirnya ditumpangi olehku dan dua orang sahabatku dengan harapan sesampainya dirumah sahabatku yang lain akan ada kendaraan lain yang bisa kami tumpangi. untungnya jalan yang kami lewati bukanlah jalan utama dikota palu, sehingga tak ada gangguan yang berarti dalam perjalanan kami menuju Kabonena. dan benar saja, sesampainya disana beberapa teman kami telah siap sehingga total yang berangkat menuju puncak Kabonena berjumlah enam orang. sebenarnya aku tidak ingin mengendarai sendiri sepeda motorku menuju kesana, karena katanya jalan menuju puncak cukup terjal dan berbatu - batu.
" dicoba saja, kamu pasti bisa!! " kata sahabatku memberi semangat.  aku masih tetap ragu dengan kemampuanku sendiri mengendarai sepeda motor, karena itu salah satu sahabatku yang dianggap paling beranilah yang aku bonceng.
        Dengan mengucapkan Bismilahirrohmanirrohim akhirnya aku memberanikan diri mengendarai Sepeda Motorku.' aku bisa dan aku yang menentukan bisa atau tidaknya aku ' batinku dalam hati sekaligus memberi semangat pada diriku sendiri. Sejak awal jalan yang kami lalui memang berbatu - batu dan penanjakannya cukup tinggi untuk kami naiki, belum lagi tanahnya yang becek  akibat hujan yang mengguyur sepanjang hari. "  pelan - pelan saja ya" kata sahabatku dibelakang, aku tahu dia berusaha menyembunyikan ketakutannya sendiri. dan aku.....meski merasa takut, aku sudah memantapkan hati untuk menjalaninya. belum lagi sahabat - sahabatku dngan sabar menunggui dan memberiku semangat bila mengalami kesulitan. 
        Alhamdulilah..... akhirnya kami sampai juga di tempat yang kami tuju - Puncak Kabonena - dengan segera kami memarkirkan motor ditempat yang agak datar, melepas helm dan segera berlari menuju ke pinggir gunung ini. dan SUBHANALLAH.... benar - benar  indah, kami bisa melihat seisi Kota dari atas sini, lampu - lampu berpendar dalam berbagai warna, jalan dipenuhi kendaraan yang terlihat dari warna - warna yang terus bergerak, garis pantai terlihat begitu jelas. aku takjub..' sungguh besar kekuasaanmu Ya Allah... begitu kecil kota ini tampak dari puncak kabonena, bagaimana kecilnya kami dihadapanmu?' kuhirup udara malam dari atas puncak Kabonena, segar dan menyejukkan. anginnya tak lagi terasa menusuk dikulit....
" coba lihat ya!! aku pake cincin" seru salah satu sahabatku sambil memicingkan mata dan bersikap seolah - olah memasukkan jari manisnya ke lengkungan jembatan IV yang nampak anggun dari atas sini. aku tersenyum.... menatapnya dan tak tahan ingin menggodanya.
" iya, ntar kalau ada yang ngelamar.. pake cincin yang bentuknya kayak itu aja!! tapi jangan yang setengah bundar ya...qiqiqiqi"  ya.. jembatan itu memiliki dua lengkungan sehingga bentuknya seperti sebuah cincin yang terbagi dua, dan lampu - lampu dijembatan menambah jelas bentuk dan keindahannya. semburat merah menghiasi wajahnya, aku tahu dia sangat mengharapkan bahwa ada seseorang yang akan meminangnya dan dia dapat segera melepas masa lajangnya. akupun tak menampik kalau mengharapkan hal itu...
             hemmph... aku tak ingin memikirkan itu sekarang, aku ingin menikmati saat ini. perasaanku lepas...segala beban yang selama ini terasa berat seakan hilang terbawa angin malam, aku ingin setelah turun dari Puncak kabonena ini, aku bisa menjadi seseorang yang baru, yang lepas, yang lebih bertakwa dan mengakui Kebesaran Tuhan serta bersyukur atas semua yang telah diberikan-Nya. aku tidak ingin terkungkung dalam bingkai kehidupan yang penuh kekecewaan dan penyesalan . aku ingin menjadi orang yang benar - benar bersyukur.. bukankah Tuhan memberikan sesuatu yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. jadi nikmat manalagi yang kita dustakan. kita sudah mendapatkannya sesuai dengan porsinya masing- masing.
            "ayo kita pulang "ajak salah satu sahabatku. sepertinya dia mulai tak nyaman berada disini hanya kami berenam.selain itu udara dipuncak sini juga mulai terasa lebih dingin. kuanggukkan kepala pelan, namun aku meminta waktu sebentar untuk menghirup udara malam dipuncak kabonena ini. mungkin aku akan datang lagi ketempat ini, tapi tidak dalam waktu dekat. aku menutup mata, mengangkat kedua tanganku,  mencoba meniru gerakan yang ada difilm titanic, kuhirup udara dalam - dalam.  sekarang aku  mengerti, mengapa aku enggan meninggalkan kota ini. itu semua karena aku begitu mencintainya, suasananya,  keramahannya terlebih lagi banyak orang yang aku cintai berada dikota ini.semenit aku menikmati keheningannya sambil merasakan tamparan angin malam diwajah, namun entah sejak kapan aku mulai merasakan ada bau tidak biasa yang mulai menyengat akibat hembusan angin. hidungku bererak - gerak seakan mencari asal bau yang kurang sedap itu, kudengar suara kikikan disebelahku...
" cari apa?" tanya salah satu sahabatku
" kira - kira bau apa ini?" kataku balik bertanya
" gak nyadar??" tanya mereka kompak sambil menunjuk ke sampingku. olala.... ternyata aku berdiri tepat disebelah kandang kambing. entah karena rasa takjub melihat keindahan kota palu atau karena terlalu gembira, aku tak sadar kalau disebelahku itu kandang kambing. habis kontur gunung kan menurun, kandang kambing berada ditempat yang agak menjorok kebawah. huft....
" ayo...kita pulang saja!!" ajakku sambil melengos meninggalkan sahabat - sahabatku yang masih belum menghentikan tawa mereka. walaupun terganggu oleh bau yang tak sedap, tetap saja aku ingin kembali lagi ketempat ini suatu saat nanti walaupun hanya beberapa menit seperti malam ini....




    
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar